Jumat, 24 Februari 2017

Cara mengobati dehidrasi

Beberapa waktu yang lalu saya sakit gigi, karena tidak tahan sakitnya saya membeli obat di toko (kelontong) dan dikasih obat x 500 mg. Saya mombeli 4 tablet, saya minum sampai habis tapi sakit gigi tidak berkurang sama sekali. Lalu saya membeli obat yang sama di apotek, begitu saya minum tidak sampai 20 menit sakitnya berkurang. Kata petugas apotek, obat X yang saya beli di toko kelontong obat palsu. Benarkah demikian? Bagaimana membedakan obat asli dengan obat palsu? Bagaimana risiko menggunakan obat palsu? Terima kasih. Karena banyak permintaan dan harganya yang mahal, tak jarang banyak oknum yang memalsukan obat dan diedarkan secara ilegal. Peredaran obat palsu merupakan masa-lah serius yang saat ini dihadapi setiap negara di dunia, termasuk Indonesia. Edukasi kepada masyarakat luas untuk meningkatkan kesadaran terhadap bahaya obat palsu sangat diperlukan agar mata rantai peredaran obat palsu dapat diputus. Obat yang sering dipalsukan biasanya obat-obat yang laku keras di pasaran dan sangat dibutuhkan. Obat yang anda maksud dapat kami simpulkan obat palsu, karena obat yang isinya asam mefenamat 500 mg tersebut termasuk obat keras yang hanya diedarkan melalui apotek atau rumah sakit. Toko obat apalagi toko kelontong, warung dan lapak pedagang kaki lima dilarang mengedar-kan obat keras. Sehingga bisa dipastikan obat X tersebut palsu. Obat palsu dapat berupa obat yang tidak memenuhi persyaratan (obat rusak atau ED yang harusnya dimusnahkan tapi di kemas ulang), tidak mengandung bahan berkhasiat, atau kadar bahan berkhasiat tidak memenuhi persyaratan. Obat palsu dapat juga berupa obat yang diimpor secara ilegal, diproduksi atau diedarkan secara ilegal. Saat ini semakin banyak masyarakat yang tanpa sadar mengonsumsi obat palsu untuk mengobati penyakit yang mereka derita. Akibatnya antara lain seperti yang telah anda rasakan, obat tidak memiliki khasiat dan sakit/keluhan tetap berlanjut. Risiko lain, efek yang ditimbulkan bertentangan dengan hasil yang diharapkan, karena obat palsu tidak hanya dapat memperburuk kondigi kesehatan yang mengonsumsi, bahkan dapat mengakibatkan kematian. Menurut beberapa laporan, obat yang paling sering dipalsukan di Indonesia, antara lain : Obat untuk disfungsi ereksi seperti Viagra, Levitra, Cialis. Obat antikolesterol. Obat analgesik/pengurang rasa sakit seperti Ponstan. Obat inhaler untuk asma. Obat untuk obesitas atau pelangsing. Untuk membedakan obat palsu dan asli secara awam memang susah. Kita harus membandingkan antara yang asli dulu baru ketahuan, dan kalau hanya secara fisik bagi masyarakat awam juga susah. Biasanya pembuktian paling tepat dengan uji laboratorium mengenai kandungan zat aktif dan juga kadamya. Memang tidak mudah untuk membedakan antara obat palsu dan asli. Satunya-satunya jalan agar terhindar dari obat palsu adalah mendapatkan obat di sarana pelayanan legal yaitu apotek. Jika ingin membeli obat bebas atau bebas terbatas periksa kembali nomor registrasi serta kemasannya ada yang bocor atau tidak. Selain itu kalau ada sisa obat sebaiknya dibuka lalu isinya dihancurkan atau dilarutkan agar obat tersebut tidak bisa dijual lagi. Bentuk, wama dan kemasan obat palsu biasanya sangat mirip dengan obat asli. Agar tidak salah ada beberapa hal yang bisa dilakukan, antara lain Periksa kemasan obat dengan teliti, apakah masih tersegel dengan baik atau tidak. Periksalah label obat, na-ma obat, nama produsen dan tanggai kedaluwarsa. Sampaikan pada apotek-er/dokter jika tidak ada kemajuan setelah minum obat. Tebuslah obat resep hanya di apotek agar terjamin keasliannya. Ingat, obat keras hanya boleh diedarkan/tersedia di apotek atau sarana pelayanan kesehatan yang ada apotekernya. Adanya kerja sama terpadu antara pembuat kebijakan, lembaga pelayanan kesehatan, industri obat, penegak hukum, media dan masyarakat merupakan upaya strategis untuk menyelesaikan masalah obat palsu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar